KH. Hambali Abu Sujak Lasem, Rembang



Kali ini kami hadirkan sosok Ulama Besar lainnya dari Rembang, tepatnya di Caruban Lasem, Rembang. Mbah Hambali begitu kami memanggilnya. Beliau masih keturunan dari Sunan Kalijogo ke-6. Perawakannya tidak tinggi, kecoklatan, dan berewokan seperti galak tapi lembut hatinya.Bagi yang ingin sowan ke sana perbanyak sholawat dan Istighfar juga kirim Al-fatihah buat beliau, karena bila kita sedang ada masalah/keruwetan/hatinya dipenuhi kedengkian, maka tidak segan-segan beliau langsung bicara di depan orang banyak dengan maksud tarbiah menyadarkan. Tamu yang datang menggunakan bis, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.  Lokasinya di pinggir pantai yang memiliki sumber air tawar yang tidak dimiliki tetangga lainnya.
Di sana ada pondok pesantren yang menampung santri dari mana-mana yang mengalami stress, frustasi, putus cinta dan sebagainya. Pondoknya beliau beri nama Pondok Bodo Alfrustasi.Bila ada yang ingin nyantri di sana sama sekali tidak dipungut bayaran apapun..Berikut penuturannya : ” Maaf di sini tidak sombong dan tidak sesumbar. Di sini juga bukan pondok pesantren hanya pondok-pondokan (Ponker). Siap menampung orang yang podo kesasar, dan podo buyar. Disamping menerima , menampung anak-anak yatim piatu, juga orang-orang yang kurang mampu, serta orang yang terbeku. Terus terang di sini tempat tak terhajar dan tak usah membawa bahan bakar . Asal siap ikhtiar dan Tawakal pada Tuhan Kang Maha Besar.”
Pengajiannya unik tidak mengaji kitab, tetapi ada yang ditempatkan di tambak garam miliknya,  dapur rumah, sebagai penerima tamu, dan tukang bangunan. Setiap malam Jum’at diadakan Tahlilan, ngaji Yassin, shalat Taubat, dan sebagainya.
Ketika Gus Miek wafat, Kiyai yang berputera banyak ini termasuk yang sangat sedih juga dekat dengan GusDur ini termasuk Kiyai khowarikul  ‘adah bicaranya tidak pernah secara harfiah/gamblang, namun selalu mengandung kinayah yang harus diterjemahkan secara bijaksana, dahulu bila  mendapat dawuh kami selalu minta pendapat mbah Wahab Kauman Rembang agar tidak salah mengerti.
Banyak cerita unik tentang beliau yang ketika sedang bepergian kehabisan bahan bakar, maka supirnya diminta berhenti di pinggir laut, seketika beliau masukkan air laut ke dalam tangki bensinnya, kemudian mobilnya jalan lagi. Sampai di rumah supirnya bercerita perihal abahnya kepada anak-anaknya, dan kemudian diikuti, dan apa yang terjadi, mobil bukannya jalan malahan mogok..
Pondok bangunan yang didirikan itu berkali-kali mengalami bongkar pasang diakibatkan masalah-masalah yang katanya ada seseorang yang menyumbang pondok tapi ga ikhlas, jadi dibongkar kembali.
Ada lagi kisah PSK yang diangkut dan dibawa ke kuburan dan di sana diperlihatkan siksa kubur, kemudian mereka bertobat.
Kiyai yang gemar memberikan ijasah sholawat dan ziarah poro Wali yang sebelumnya kami tidak pernah tau, suatu saat mengasingkan diri dan shalat di pinggir pantai, ternyata yang menjadi makmumnya ikan-ikan di laut, cumi, udang, dan lain-lain..Subhannallah.
Betapa mulianya kiprah beliau di sana meminimalisasi kejahatan, pengangguran, melakukan upaya pemeliharaan anak-anak Yatim menjadi anak yang sholeh/ah. Semua dikerjakan tanpa bantuan pemerintah, sumber dananya swadaya melalui usaha tambak ikan dan garam yang banyak menghasilkan untuk kemaslahatan ummat. Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad, semoga beliau dipanjangkan umurnya dan makin Barokah, aamiin Yaa Mujibassailiin..

Ketika Shalat Tidak Mencegahnya dari Perbuatan Keji dan Munkar

cara shalat sifat shalat nabi mencegah perbuatan keji dan munkarAda seseorang yang melontarkan pertanyaan dengan mengatakan, "mengapa kita saksikan banyak orang yang shalat tetapi shalatnya tidak mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar, tidak menjadikannya berbuat ma'ruf, akhlaknya jelek dan ucapannya kasar. Atau tidak baik dalam mempergauli orang lain, suka mencela, tidak istiqamah dan tidak ikhlas dalam beramal, padahal Allah berfirman:
إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر
“Sesungguhnya shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar"(QS. AI-'Ankabut [29]: 45)?
 
Dapat kami jawab sebagai berikut: Mereka itu belum melakukan shalat sebagaimana mestinya, sebagaimana yang dicontohkan oleh sayyid kita Rasulullah SAW dan yang diajarkan oleh beliau kepada para sahabat RA. Mereka tidak mau mendalami tentang shalat dan enggan memperbaikinya. Mereka shalat hanya sebatas melakukan gerakan lahir dengan mengikuti yang lain. Atau yang diistilahkan oleh kita sekarang dengan: "amai rutin".
 
Tidakkah anda cermati sebuah riwayat, bahwa ada seseorang masuk ke masjid lalu shalat. Usai shalat, ia ditegur oleh Rasulullah Saw, “Ulangilah shalatmu, engkau belum shalat”. Beliau menyuruhnya sebanyak 3 kali.
 
Kisah ini menunjukkan secara jelas bahwa ada sebagian orang yang melakukan shalat hanya gerakannya saja sehingga ia belum dianggap telah melakukan shalat. Hal itu terjadi karena ia tidak paham dan tidak mendalami perkara agama. Akibatnya ada rukun yang kurang atau ada bacaan yang tidak dibaca dengan baik padahal wajib sesuai dengan tuntutan syari'ah. Maka seakan- akan ia belum shalat karena shalatnya rusak. Pria yang mendapat teguran Nabi diatas adalah seorang sahabat. Karena la sahabat, tentu ia ikhlas dalam ibadah, tetapi beliau menjelaskan bahwa ibadahnya itu rusak karena keabsahan suatu ibadah tidak hanya ditentukan oleh keikhlasan tetapi juga terpenuhinya ilmu tentangnya.
 
Seorang ulama berkata: "Setiap orang yang beramal tanpa ilmu akan tertolak dan tak diterima. Aku berharap kepada Allah menganugerahi keikhlasan agar amalku penuh ikhlas dan ketulusan".
 
Jika anda paham betul tentang ini, maka anda harus tahu bahwa orang yang melaksanakan shalat dengan mengetahui rukun dan syarat-syaratnya dan memahaminya dengan benar sesuai ketentuan. Allah akan menciptakan dalam relung kalbunya suatu rahasia yang menjadikannya melakukan yang ma'ruf dan tercegah dari yang mungkar. Dengannya ia akan gemar kepada ketaatan, dan benci kepada beragam kemaksiatan. Bila hal ini terjadi, berarti shalatnya telah berfungsi memerintah kebaikan dan mencegah kemungkaran, akhlak menjadi baik dan ikhlas beramal, sesuai firman Allah Ta'ala:
اِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللهُ اَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
"… Sesungguhnya shalat itu mencegah pemuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya dzikrullah itu paling besar. Dan Allah Mengetahui apa yang kamu perbuat" (QS. AI-'Ankabut [29] : 45).
 
Jika ada pertanyaan, "Apakah semua orang Islam diwajibkan mempelajari fiqih shalat termasuk orang awam yang tidak bisa baca tulis?" Jawabannya adalah: "Ya, benar". Setiap muslim pria dan wanita wajib mempelajarinya. Karena Allah Ta'ala tidak menciptakan kita melainkan agar beribadah kepada Dia:
 
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah (menghambakan diri) kepada-Ku". (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56]
 
Allah telah menurunkan kita-kltab-Nya dan mengutus para Rasul-Nya kepada kita agar melalui mereka kita dapat memahami segala perintah dan larangan-Nya dan melalui mereka kita dapat mengerjakan secara shahih apa yang diperintahkan kepada kita. Allah Ta'ala berfirman:
 
حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوا قَالَ أَكَذَّبْتُمْ بِآيَاتِي وَلَمْ تُحِيطُوا بِهَا عِلْمًا أَمَّاذَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Hingga apabila mereka datang, Allah berfirman, "Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku padahal ilmu kamu tidak meliputinya, atau apakah yang telah kamu kerjakan?" (QS. An-Naml [27]: 84).
 
Rasulullah Saw juga telah bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
"Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim". (HR. Al-Khathib dalam Tarikhnya [1:407] dari Sayidina Ali RA, dan riwayat lainnya dari yang lain. Hadits ini shahih karena jalurnya banyak).
 
Banyak para sahabat yang ummi tetapi mereka tetap mendalami perkara agama dan menyebarkannya ke berbagai penjuru dunia padahal saat komunikasi, transportasi, lampu listrik, percetakan dan mass media belum ada, tidak seperti /aman kita sekarang.
 
Apakah seorang muslim sepanjang hidupnya akan tetap bodoh tentang hukum-hukum agama, padahal ia telah mengaku pengikutnya? Apakah ia akan beralasan di hadapan Allah. Lalu ia mengatakan, "Wahai Rabbi, saya telah sia-siakan hidup dengan berlalu begitu saja. Saya tidak mempelajari apa yang Engkau wajibkan kepada saya sehingga saya tidak mengetahui perkara- perkara agama!"
 
Allah Azza wa jalla berfirman:
فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۖ إِنَّكَ عَلَى الْحَقِّ الْمُبِينِ
إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَىٰ وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ
وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلَالَتِهِمْ ۖ إِنْ تُسْمِعُ إِلَّا مَنْ يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ
وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ فَوْجًا مِمَّنْ يُكَذِّبُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ يُوزَعُونَ
حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوا قَالَ أَكَذَّبْتُمْ بِآيَاتِي وَلَمْ تُحِيطُوا بِهَا عِلْمًا أَمَّاذَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
وَوَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ بِمَا ظَلَمُوا فَهُمْ لَا يَنْطِقُونَ
"Sebab itu bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata. Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang- orang yang tuli mendengar panggila apabila mereka elaah berpaling membelakang. Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin (memalingkan) orang-orang buta dari kesesatan mereka. Kamu tidak dapat menjadikan (seorangpun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat- ayat Kami, lalu mereka berserah diri. Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dai tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok). Hingga apabila mereka datang, Allah berfiman, "Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku, padahal ilmu kamu tidak meliputinya, atau apakah yang teelah kamu kerjakan? Dan jatuhlah perkaataan (azab) atas mereka disebabkan kezhaliman mereka, maka mereka tidak dapat berkata (apa-apa)". (QS. An-Naml [27]: 79-85)
(Dikutip oleh: Tim Sarkub.Com dari buku Sifat Shalat Nabi SAW karya Syaikh Hasan Ali Saqqaf)

Fadlilah Membaca Surat Yasin



Dikeluarkan oleh Addarimiy hadits dari Anas ra marfu : “Barangsiapa yg membaca surat Yaasiin maka pahalanya menyamai 10 x  khatam Al-qur’an” (Mushonnif Abdurrazak)
Diriwayatkan dari Ma
mar ra bahwa dalam segala sesuatu ada jiwanya, dan jiwa Alqur’an adalah surat Yaasiin (Mushonnif Abdurrazak Juz 3 hal 372).
Bacalah surat Yaasiin karena padanya terdapat 10 keberkahan,

  1. mereka yg membacanya dalam keadaan lapar makan akan diberi rizki hingga kenyang,
  2. mereka yg haus akan diberi minum hingga sirna hausnya,
  3. mereka yg tak punya baju akan diberikan baju,
  4. mereka yg belum menikah maka akan diberikan jodohnya,
  5. mereka yg ketakutan maka akan diamankan dari ketakutannya.

  6. mereka yg dipenjara kecuali akan dikeluarkan,
  7. mereka yg dalam perjalanan maka akan diberi bantuan dalam perjalananya,
  8.  mereka yg kehilangan maka akan dikembalikan padanya
  9. mereka yg sakit akan disembuhkan,
  10. jika dibacakan pada mayyit maka akan diringankan baginya” (Baghiyyatul Haarits juz 1 hal 52)
Mengenai mereka itu sungguh berada dalam kemungkaran yg nyata, “Siapa pula yg mengeluarkan larangan membaca Alqur’an di malam jumat..?, boleh Yaasiin atau boleh apapun dari ayat ALqur’an,”
Mereka mengatakan tak boleh ada dalil pengkhususan suatu ibadah disuatu hari atau waktu, darimana hukum ini muncul..?, hanya ada pada orang bodoh yg tak mengerti hadits, mereka itu tak tahu hadits, hanya tahu menukil nukil lalu mengatakan sesat pada orang lain..,
Diriwayatkan bahwa Imam Masjid Quba menambahi bacaan surat Al Ikhlas setelah fatihah, ia selalu selesai fatihah ia membaca surat Al Ikhlas dulu, baru surat lainnya, maka ia telah menyamakan fatihah dengan surat Al Ikhlas, ia membuat surat al ikhlas mesti ada pada setiap rakaatnya.
bukankah hal ini tak pernah diajarkan oleh Rasul saw..?
Maka makmumnya protes, dan ia tetap bersikeras, maka ia dilaporkan pada Rasul saw, maka Rasul saw memanggilnya, dan menanyakan apa sebab perbuatannya itu..?
Maka Imam Masjid Quba itu berkata : “aku mencintai surat al ikhlas, maka aku tak mau melepasnya pada setiap rakaat.”
Maka Rasul saw menjawab : “Cintamu pada surat al ikhlas akan membuatmu masuk sorga! (Shahih Bukhari Bab Adzan).
Berkata AlHafidh Al Imam Ibn Hajar ALAsqalaniy dalam kitabnya Fathul Baari Bisyarah shahih Bukhari mensyarahkan makna hadits ini beliau berkata : “pada riwayat ini menjadi dalil diperbolehkannya mengkhususkan sebagian surat Alqur’an dengan keinginan diri padanya, dan memperbanyaknya dg kemauan sendiri, dan tidak bisa dikatakan bahwa perbuatan itu telah mengucilkan surat lainnya” (Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari Juz 3 hal 150 Bab Adzan.
Jelaslah sudah kebodohan akan ilmu hadits, bahwa Rasul saw tak pernah melarang seseorang mengkhususkan ALqur’an atau lainnya dari beragam ibadah untuk dibaca disuatu waktu atau tempat, bahkan jika hal itu karena cintanya pada ibadah itu maka itu akan membuatnya masuk sorga, demikian kabar gembira dari Rasulullah saw.
Sabda Rasulullah saw : ” Sebesar besar kejahatan muslimin pada muslimin lainnnya adalah yg bertanya tentang sesuatu yg tak diharamkan, menjadi diharamkan Karena sebab pertanyaannya” (Shahih Muslim)
(Sumber : Habibana Munzir Almusawa)

Makna Hadits “Jangan Memujiku Secara Berlebihan”


لاَ تَطْرُوْنِي كَمَا أَطَرَتِ النَّصَارَى عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ
Janganlah kalian memujiku sebagimana pujian yang diberikan kaum nashrani kepada ‘Isa ibn Maryam,”
Sebagian kalangan memahami sabda Nabi SAW di atas sebagai larangan memuji beliau SAW dan mengkategorikan pujian kepada beliau sebagai sanjungan berlebihan yang bisa mengarah pada kemusyrikan dan memahami bahwa orang yang memuji beliau, melebihkan derajatnya di atas manusia biasa, menyanjung dan mensifati beliau dengan sifat-sifat yang berbeda dari yang lain, telah melakukan praktik bid’ah dalam agama Islam dan melanggar sunnah sayyidil mursalin Muhammad SAW.
Persepsi di atas adalah sebuah kesalahfahaman dan mengindikasikan dangkalnya pandangan orang yang memiliki persepsi demikian. Mengapa ? Karena Nabi SAW melarang pujian kepada beliau sebagaimana ummat nashrani memuji ‘Isa ibn Maryam saat mereka mengatakan : Isa adalah anak Allah. Makna dari hadits di atas adalah sesungguhnya orang yang memuji Nabi dan mensifatinya dengan sifat yang diberikan ummat nashrani kepada Nabi mereka berarti orang tersebut sama dengan mereka.
Adapun orang yang memuji dan mensifati beliau dengan karakter yang tidak mengeluarkan beliau dari substansi kemanusiaan seraya meyakini bahwa beliau adalah hamba dan utusan Allah serta menjauhi keyakinan ummat nashrani maka pasti ia adalah sebagian dari orang yang paling sempurna ketauhidannya.
 دَعْ مَا اِدَّعَتْهُ النَّصَارَى فِيْ نَبِيِّهِمْ      وَاحْكُمْ بِمَا شِئْتَ مَدْحًا فِيْهِ وَاحْتَكِمْ
فَاِنَّ فَضْلَ رَسُوْلِ اللهِ لَيْسَ لَهُ      حَدٌّ فَيُعَرِّبُ عَنْهُ نَاِطقٌ بِفَمٍّ
فَمَبْلَغُ الْعِلْمِ فِيْهِ أَنَّهُ بَشَرٌ      وَ أَنَّهُ خَيْرُ خَلْقِ اللهِ كُلِّهِمْ
·  Buanglah keyakinan ummat nashrani terhadap Nabi mereka.
Berilah beliau pujian sesukamu
·         Karena keutamaan Rasulullah tidak memiliki batas
Hingga mampu diungkapkan dengan lisan
·         Batas pengetahuan kita adalah beliau manusia.
Dan beliau adalah paling mulianya mahluk
Alloh SWT sendiri telah memuji Nabi Muhammad SAW dalam firman-Nya
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung“ ( Q.S.Al.Qalam : 4 )
Alloh menyuruh bersikap sopan dalam berbicara dan memberi jawaban terhadap Rosul:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih darisuara Nabi”. ( Q.S.Al.Hujuraat : 2 )
Alloh juga melarang kita bersikap kepada beliau sebagaimana sikap sebagian kita kepada sebagian yang lain, atau memanggil beliau sebagaimana sebagian kita memanggil sebagian yang lain. Allah berfirman :
لا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian ( yang lain ).” ( Q.S.An.Nuur : 63 )
Allah juga mengecam mereka yang menyamakan Nabi dengan orang lain dalam interaksi sosial dan tata cara pergaulan :
إِنَّ الَّذِينَ يُنَادُونَكَ مِنْ وَرَاءِ الْحُجُرَاتِ أَكْثَرُهُمْ لا يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar ( mu ) kebanyakan mereka tidak mengerti.” ( Q.S.Al.Hujuraat : 4 )
Para sahabat yang mulia adalah orang-orang yang menyanjung Nabi SAW.Hassan ibn Tsabit membacakan syairnya :
أَغَرُّ عَلَيْهِ لِلنُّبُوَّةِ خَاتَمٌ     مِنَ اللهِ مَشْهُوْدٌ يَلُوْحُ وَ يُشْهَدُ
وَضَمَّ اْلإِلَهُ اِسْمَ النَّبِيِّ اِسْمَهُ    إِذَا قَالَ فِي الْخَمْسِ الْمُؤَذِّنُ أَشْهَدُ
وَشَقَّ لَهُ مِنِ اسْمِهِ ليجله    فَذُو الْعَرْشِ مَحْمُوْدٌ وَ هَذَا مُحَمَّدٌ
نَبِيٌّ أَتَانَا بَعْدَ يَأْسٍ وَفَتْرَةٍ     مِنَ الرُّسُلِ وَاْلأَوْثَانُ فِي اْلأَرْضِ تُعْبَدُ
فَأَمْسَى سِرَاجًا مُسْتَنِيْرًا وَهَادِيًا     يَلُوْحُ كَمَا لاَحَ الصَّقِيْلُ الْمُهَنِّدُ
فَأَنْذَرَنَا نَارًا وَ بَشَّرَ جَنَّةً      وَ عَلَّمَنَا اْلإِسْلاَمَ فَلِلَّهِ نَحْمَدُ
·         Orang yang bersinar wajahnya dan ada cap kenabian
  dari Allah yang terlihat cemerlang.
·         Allah menggabungkan nama beliau dengan nama-Nya
Ketika muadzin mengumandangkan Asyhadu, lima kali dalam sehari
·          Sebagai penghormatan, dari nama-Nya Tuhan memberikan kepada Nabi
 Maka Tuhan pemilik ‘arsy itu Dzat yang dipuji dan beliau orang yang banyak dipuji.
·         Beliau adalah Nabi yang datang setelah masa kekosongan
dari para rasul, pada saat arca-arca disembah di muka bumi.
·         Beliau adalah pelita yang menyinari dan petunjuk
yang mengkilap bak pedang India.
·         Beliau mengancam dengan neraka dan memberi kabar bahagia dengan sorga
dan mengajarkan Islam kepada kami, maka hanyalah untuk Allah segala pujian.
Selanjutnya Hassan juga mengatakan :
يَا رُكْنَ مُعْتَمِدٍ وَعِصْمَةَ لاَئِذٍ     وَمَلاَذَ مُنْتَجِعٍ وَجَارَ مُجَاوِرٍ
يَا مَنْ تَخَيَّرَهُ اِْلإَلهُ لِخَلْقِهِ       فَحَبَاهُ بِالْخُلُقِ الزَّكِيِّ الطَّاهِرِ
أَنْتَ النَّبِيُّ وَ خَيْرُ عَصَبَةِ آدَمَ      يَا مَنْ يَجُوْدُ كَفَيْضِ بَحْرٍ زَاخِرٍ
مِيْكَالَ مَعَكَ وَجِبْرَئِيْلَ كِلاَهُمَا     مَدَدٌ لِنَصْرِكَ مِنْ عَزِيْزٍ قَادِرٍ
·         Wahai pilar penyangga dan pelindung
orang yang berlindung, tempat orang meminta bantuan dan tetangga bagi yang berdampingan
·         Wahai orang yang dipilih Tuhan untuk makhluk-Nya
Allah telah memberimu perilaku yang bersih dan suci
·         Engkau adalah Nabi dan sebaik-baik keturunan Adam
 Wahai orang yang berderma laksana limpahan samudera yang pasang
·          Mikail dan Jibril senantiasa bersamamu
sebagai bantuan dari Dzat Yang Maha Perkasa dan Kuasa untuk menolongmu
 Shafiyyah binti ‘Abdil Muththallib meratapi dan menyebut-nyebut kebaikan Rasulullah SAW :
أَلاَ يَا رَسُوْلَ اللهِ كُنْتَ رَجَاءَنَا    وَ كُنْتَ بِنَا بَرًّا وَلَمْ تَكُ جَافِيًا
وَكُنْتَ رَحِيْمًا هَادِيًا وَمُعَلِّمًا     لَبَّيْكَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ مَنْ كَانَ بَاكِيًا
صَدَقْتَ وَبَلَغْتَ الرِّسَالَةَ صَادِقًا   رَمْتَ صَلِيْبَ الْعُوْدِ أَبْلَجَ صَافِيًا
فِدًى لِرَسُوْلِ اللهِ أُمِّيْ وَخَالَتِيْ    وَ عَمِّىْ وَ آباَئِيْ وَ نَفْسِيْ وَمَالِيَا
لَعَمْرُكَ مَا أَبْكِى النِّبِيَّ لِفَقْدِهِ    وَلَكِنْ لَمَّا أَخْشَى مِنَ الْهَرَجِ آتِيًا
كَأَنَّ عَلَى قَلْبِيْ لَذِكْرُ مُحَمَّدِ    وَ مَا خِفْتُ بَعْدَ النَّبِيِّ مُطَاوِيًا
فَلَوْ أَنَّ رَبَّ النَّاسِ أَبْقَى نَبِيَّنَا    سَعِدْنَا وَ لَكِنْ أَمْرُهُ كَانَ مَاضِيًا
عَلَيْكَ مِنَ اللهِ السَّلاَمُ تَحِيَّةً    وَاُدْخِلْتَ جَنَّاتٍ مِنَ الْعَدْنِ رَاضِيًا
أَفَاطِمُ صَلَّى الله ُرَبُّ مُحَمَّدٍ     عَلَى جَدَثٍ أَمْسَى بِطَيْبَةَ ثَاوِيًا
·         Wahai Rasulullah, engkau adalah harapan kami
 Engkau baik pada kami dan tidak kasar
·         Engkau pengasih, pembimbing dan pengajar
Hendaklah menangis sekarang orang yang ingin menangis
·         Engkau jujur, engkau telah menyampaikan risalah dengan jujur
Engkau telah melemparkan kayu salib yang mengkilap
·         Ibu, bibi, paman, ayah,
diriku dan hartaku menjadi tebusan untuk Rasulullah
·         Sungguh, aku tak menangisi kematian Nabi
Namun aku khawatir akan datangnya kekacauan
·         Di hatiku seolah-olah ada ingatan Muhammad
.Sesudah kematian beliau, aku tak takut pada kesusahan yang terpendam
·         Jika Allah mengekalkan Nabi kami
Kami akan bahagia, tapi urusan beliau telah berlalu
·         Salam dari Allah untukmu, sebagai ungkapan penghormatan
Engkau telah dimasukkan ke surga ‘Adn dengan suka cita
·         Wahai Fathimah, Allah Tuhan Muhammad telah menyampaikan shalawat
Atas kuburan yang berada di Thaibah
Ibnu Sa’d dalam Al Thabaqaat menyatakan bahwa bait-bait Shofiah ini adalah milik ‘Urwa binti Abdil Muththallib.
Ka’b ibn Zuhair menyanjung Nabi dalam qasidah populernya yang prolognya Sebagai berikut :
بِاَنْتِ سُعَادُ فَقَلْبِيْ الْيَوْمَ مَتْبُوْلٌ    مُتَيَّمٌ إِثْرَهَا لَمْ يُفِدْ مَكْبُوْلٌ
أُنْبِئْتُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ أَوْعَدَنِيْ    وَالْعَفْوُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ مَأْمُوْلٌ
إِنَّ الرَّسُوْلَ لَنُوْرٌ يُسْتَضَاءُ بِهِ    مُهَنِّدٌ مِنْ سُيُوْفِ اللهِ مَسْلُوْلٌ
فِيْ عَصَبَةٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَالَ قَائِلُهُمْ     بِبَطْنِ مَكَّةَ لَمَّا أَسْلَمُوْا زَوَلُوْا
يَمْشُوْنَ مَشَى الْجَمَاِل الزَّهْرُ يَعْصِمُهُمْ      ضَرْب إذا عود السود التنابيل
·         Su’ad telah bercerai maka hatiku kini merasa sedih,
 diperbudak dan terbelenggu.Pengaruhnya tak bisa ditebus
·          Aku dikabari bahwa rasulallah menjanjikanku
Ampunan dapat diharapkan di sisi Rasulullah
·         Sungguh Rasulullah adalah cahaya yang menyinari
 Laksana pedang India dari beberapa pedang Allah, yang terhunus
·         Dalam kelompok suku Qurays di mana salah satu mereka berkata
Di dalam Makkah saat masuk Islam mereka berhijrah
·          Mereka berjalan seperti unta yang berkemilau. Mereka terlindungi
 oleh pukulan saat orang-orang negro yang pendek berusia lanjut.
Dalam riwayat Abu Bakar ibn Hanbali bahwasanya saat Zuhair sudah datang pada bait :
إِنَّ الرَّسُوْلَ لَنُوْرٌ يُسْتَضَاءُ بِهِ       مُهَنِّدٌ مِنْ سُيُوْفِ اللهِ مَسْلُوْلٌ
·         Sungguh Rasulullah adalah cahaya yang menyinari 
Laksana pedang India dari beberapa pedang Allah, yang terhunus
Maka, Rasulullah melemparkan selimut yang melekat pada badannya kepada Ka’ab dan bahwa Mu’awiyah menawarkan 10.000 dirham kepada Ka’ab untuk memiliki selimut tersebut. “Saya tidak akan memprioritaskan siapapun dengan Rasulullah,” kata Ka’ab. Waktu Ka’ab meninggal dunia Mu’awiyah mengambil selimut tersebut dari ahli warisnya dengan memberi 20.000 dirham kepada mereka.
Rasulullah juga memuji dirinya sendiri.
Beliau berkata :
أَنَا خَيْرُ أَصْحَابِ الْيَمِيْنِ
“Saya adalah sebaik-baik kelompok kanan ( Ashabul Yamin )”
أَنَا خَيْرُ السَّابِقِيْنَ
“Saya adalah sebaik-baik orang dahulu.
أَنَا أَثْقَى وَلَدِ آدَمَ وَأَكْرَمُهُمْ عَلَى اللهِ وَلاَ فَخْرَ
Saya adalah anak cucu Adam yang paling bertaqwa dan paling mulia di sisi Allah, namun saya tidak merasa angkuh.” HR Al Turmudzi dan Al Baihaqi dalam Al Dalaail.
أَنَا أَكْرَمُ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ وَلاَ فَخْرَ
Saya adalah orang paling mulia dari generasi awal dan akhir, namun aku tidak merasa angkuh.” HR. AL Turmudzi dan Al Darimi.
لَمْ يَلْتَقِ أ َبَوَىَّ عَلَى سِفَاحٍ قَطُّ    
Kedua orang tuaku sama sekali tidak pernah melakukan perzinahan.” HR Ibnu ‘Umar Al ‘Adani dalam Musnadnya.
Jibril berkata, “Saya telah menelusuri wilayah timur dan barat bumi. Saya tidak melihat seorang lelaki yang lebih utama melebihi Muhammad dan tidak melihat anak cucu seorang ayah yang lebih utama melebihi anak cucu Hasyim.”
HR Al Baihaqi, Abu Nu’aim dan Al Thabarani dari ‘Aisyah RA.